Laman

Jumat, 14 Juni 2019

SUMEDANG, SEJARAH DAN SILSILAH IV


Oleh
Adeng Lukmantara
Peminat Studi Peradaban Sunda dan Islam
Asal Hariang- Sumedang- Jawa Barat


SUMEDANG ERA PENGARUH KOMPENI 

1..  R.T.Tanumaja (mp. 1706-1709 M)

Raden Tumenggung Tanumaja menjadi bupati Sumedang pada tahun 1706 hingga 1709 M. Ia menggantikan ayahnya Pangeran Panembahan (Rangga Gempol III). Ibukota pemerintahannya di Regol Wetan Sumedang . .
R.T. Tanumaja adalah bupati Sumedang pertama yang diangkat oleh kompeni Belanda. Pengangkatannya pun disertai syarat, yaitu harus menempuh masa percobaan, kesetiaan dan ketaatan Raden Tanumaja terhadap pemerintah kompeni dan Raden Tanumaja dibawah Pangeran Aria Cirebon sebagai atasannya karena Pangeran Aria Cirebon diangkat menjadi Gubernur di Priangan.
Dalem Adipati Tanumaja memerintah di ibukota yang baru di Regol Wetan. Ketika ayahnya, Pangeran Panembahan berkuasa. Sang ayah memindahkan ibukota dari Tegal Kalong ke Regol Wetan. Dalam membangun Ibukota sumedang yang baru Pangeran Panembahan tidak sempat menyaksikan karena keburu meninggal maka pembangunan dilanjutkan oleh Putranya Raden Tanumaja, termasuk pebangunan gedung kabupatian yang bernama Sri Manganti, yang juga di selesaikan pada masa RadenTanumaja.. 

a. Suksesi
Setelah Tumenggung Tanumadja meninggal,  tahta bupati jatuh kepada putra pertamanya Pangeran Kusumah Dinata VI atau dikenal juga dengan Pangeran Karuhun atau Pangeran Rangga Gempol IV, yang menjadi bupati Sumedang dari tahun 1709 – 1744 M.

b. Keturunan Dalem Adipati Tanumaja
Dalem Adipati Tanoemadja mempunyai anak 10 orang, yaitu:
  • Pangeran Karuhun atau Rangga Gempol IV atau Pangeran Kusumahdinata VI
  • R. Nitinagara . 
  • R. Dawi . 
  • R. Soeramanggala . 
  • R. Batawi . 
  • NR. Lengkapoera . 
  • NRA. Widjaksari . 
  • NR. Asmarawoelan . 
  • NRA. Radjanagara . 
  • R. Natasoera .  
b.1. Pangeran Karuhun
Pangeran Karuhun Rangga Gempol IV Kusumahdinata VII. 
Pangeran Karuhun inilah yang dikemudian hari menggantikan posisi ayahnya, Dalem Adipati Tanumaja sebagai bupati. Ia mempunyai 21 orang anak, yaitu:
  • Dlm. Istri Radjaningrat . 
  • Rd. Dipakoesoemah . 
  • Rd. Poespanata . 
  • Rd. Aria Bandajoeda . 
  • Rd. Anggataroena . 
  • Rd. Anggakara . 
  • Rd. Natakoesoemah . 
  • Rd. Dipamanggala . 
  • Rd. Tanoeresa . 
  • Rd. Alimoedin . 
  • Rd. Mantrianagara . 
  • NR. Moeljakoesoemah . 
  • NR. Lengka . 
  • NR. Panganten . 
  • NR. Antrakoesoemah . 
  • NR. Ratnamoelia . 
  • NR. Soemakaraton . 
  • NR. Djoemi . 
  • NR. Indra . 
  • NR. Nata . 
  • NR. Toekon
b.2. R Nitinagara
Raden Nitinagara  mempunyai 2 orang anak, yaitu:
  • Rd. Nitinagara ., II . 
  • Rd. Anggamadja . 

    b.3. NR Langkapura
Ia menikah dengan Raden Bagus. dan mempunyai 4 orang anak.
  • Rd. Soeranata . 
  • Rd. Soeranata ., II . 
  • NM. Desa . 
  • NM. Inam . 

b.4. NRA. Radjanagara . 
Ia menikah dengan Ki Dalem Rangga Wangsadita, dan mempunyai 13 anak, yaitu:
  • Kd. Adipati Soerianagara . 
  • Kd. Rangga Wangsadireja . 
  • Kd. Surapraja . 
  • Rd. Aria Wiradireja . 
  • Kd. Adipati Wangsareja . 
  • Rd. Aria H. Kusumah . 
  • RM. Aria Tjakrayuda . 
  • RM. Natapraja . 
  • NRA. Natakaraton . 
  • NR. Ratnanagara . 
  • NR. Rajakaraton . 
  • NRA. Siti Gede . 
  • Dlm. Rangga Bungsu . 

b.5.R. Natasura
Ia menikah dengan NM Panengah, dan mempunyai 6 orang anak.
  • Rd. Natasoera ., II 
  • Rd. Natamadja . 
  • Rd. Nitipradja . 
  • NR. Natakaraton . 
  • NM. Raidjah . 
  • Mas Banata . 

b.6. Dan Lainnya
Untuk  R. Dawi,  R. Soeramanggal . R. Batawi . NRA. Widjaksari . NR. Asmarawoelan dalam  buku sejarah tidak disebutkan nama anak anaknya. . 

2. Pangeran Karuhun / Rangga Gempol IV (mp. 1709 – 1744)

Pangeran Karuhun menjadi bupati Sumedang pada tahun 1709 hingga 1744 M. Ia menggantikan bupati Sumedang setelah ayahnya, R.T. Tanumaja meninggal. Ia dikenal sebagai bupati yang memajukan pertanian (persawahan).
Nama aslinya R. Kusumah dinata VII, tetapi setelah meninggal dunia ia lebih dikenal dengan gelar Pangeran Karuhun.    Ia merupakan putra dari bupati sebelumnya R.T. Tanumaja.
R. Kusumadinata memohon memakai gelar Rangga Gempol IV seperti kakeknya.  Dan setelah meninggal Pangeran Kusumahdinata ini dikenal sebagai Pangeran Karuhun.   

    a. Politik dan Pemerintahan
Sang bupati ini memusuhi Pangeran Aria Cirebon karena ia tidak ingin dibawah perintahnya. Sebelum wafat Pangeran Kusumadinata menginginkan kabupatian-kabupatian di laut Jawa dan Hindia di bawah kekuasaannya tetapi sebelum keinginannya tercapai keburu meninggal..

b.Kebijakan
Pangeran Kusumadinata terkenal sebagai bupati yang memajukan persawahan

c. Suksesi
Setelah Pageran Karuhun meninggal, yang menggantikan menjadi bupati adalah putri sulungnya Dalem Istri Radjaningrat (1744 – 1759). Hal ini dikarenakan  para putera lelaki Pangeran Karuhun belum ada yang dewasa. 
Dalem Istri Radjaningrat menikah dengan Kanjeng Dalem Soerianegara putera Bupati Limbangan. Putera sulungnya yang bernama  Raden Kusumadinata yang biasa disebut Dalem Anom, kemudian nantinya menjadi bupati menggantikan kakeknya . Para putera Pangeran Karuhun oleh kompeni dipandang tidak cukup cakap untuk menjadi bupati.

d. Keturunan
Pangeran Karuhun mempunyai anak 21 orang, yaitu:
  • Dalem Istri Radjaningrat,  yang kemudian menggantikan ayahnya, Pangeran Karuhun sebagai bupati. Dlm. Istri Radjaningrat . Ia menikah dengan Kanjeng Adipati Surianagara putra NRA Rajanagara dan Ki Dalem Rangga Wangsadita. Dalem Istri Rajaningrat ini mempunyai 6 orang putra :Dalem Rd. Anom Kusmadinata, Dalem Rd. Soerianagara II, Dalem Rd. Soerialaga , RA. Banonagara, NR. Radjainten, NR. Enang
  • R. Dipakoesoemah . 
  • R. Poespanata . 
  • R. Aria Bandajoeda . 
  • R. Anggataroena . 
  • R. Anggakara . 
  • R. Natakoesoemah . 
  • R. Dipamanggala . 
  • R. Tanoeresa . 
  • R. Alimoedin . 
  • R. Mantrianagara . 
  • NR. Moeljakoesoemah . 
  • NR. Lengka . 
  • NR. Panganten . 
  • NR. Antrakoesoemah . 
  • NR. Ratnamoelia . 
  • NR. Soemakaraton . 
  • NR. Djoemi . 
  • NR. Indra . 
  • NR. Nata . 
  • NR. Toekon . 
3. Dalem Istri Rajaningrat (mp. 1744 – 1759)

Dalem Istri Rajaningrat menjadi bupati Sumedang dari tahun 1744-1759 M. Ia merupakan bupati wanita di Sumedang. Ia menjadi bupati menggantikan ayahnya Pangeran Karuhun.

Dalem Istri Rajaningrat merupakan anak pertama (sulung) dari Pangeran Karuhun.   Ia menggantikan ayahnya, karena para putera Pangeran Karuhun belum ada yang dewasa. Dalem Istri Rajaningrat menikah dengan Dalem Surianegara putera Bupati Limbangan.

Suksesi
Setelah Dalem Istri Rajaningrat meninggal, ia digantikan oleh anak pertamanya yang bernama Dalem Raden  Anom Kusumahdinata VIII. Ia tidak mempunyai anak.

Keturunan
Dalem Istri Radjaningrat menikah dengan Kanjeng Dalem Soerianegara putera Bupati Limbangan (Garut). Dari perkawinan Dalem Istri Rajaningrat dan Kanjeng Dalem Surianagara, ia mempunyai 6 orang anak, yaitu:

  • Dalem Raden  Anom Kusumahdinata VIII, Ia kemudian menggantikan ibunya sebagai bupati Sumedang. Ia tidak mempunyai anak.
  • Dalem Raden Soerianagara  II, ia menggantikan kakaknya sebagai bupati. Ia menikah dengan NM Nagakasih dan dikarunaiai 4 orang anak:  1. Pangeran Kornel Kusumah dinata VII, RA. Jogjanagara, NR. Sarianagara dan NR. Bandinagara 
  • Dlm. R. Soerialaga . 
  • RA. Banonagara (R Ajeng) . , 
  • NR. Radjainten . 
  • NR. Enang . 
4. Dalem Adipati Kusumadinata VIII / Dalem Anom (mp. 1759 – 1761).

Dalem Adipati Kusumah dinata VII menjadi bupati menggantikan ibunya, Dalem Istri Rajaningrat, pada tahun 1759 M, dan berkuasa hingga tahun 1761.
Ia berkuasa hanya 2 tahun keburu meninggal. Dan  jabatan bupati jatuh pada adiknya yang bernama Dalem Adipati Surianagara II pada tahun 1761 M. Dalem Adipati Surianagara II merupakan ayah dari Pangeran Kornel.

5. Dalem Adipati  Surianagara II (mp.1761- 1765 M)

Dalem Adipati Surianagara menjadi buupati Sumedang pada tahun 1761 menggantikan kakaknya, Dalem Adipati Kusumah dinata VIII yang meninggal. Ia memerintah dari tahun 1761 hingga tahun 1765.

a. Suksesi
Setelah Adipati Surianagara meninggal pada tahun 1765 M, tidak digantikan oleh puteranya Raden Djamu karena masih anak-anak. Jabatan bupati  digantikan oleh saudaranya, Raden Surialaga (1765 – 1773)

b. Keturunan
Adipati Surianagara II menikah dengan NM. Nagakasih dan mempunyai 4 orang anak.
  • Pangeran Kornel Kusumah dinata VII.
  • RA. Jogjanagara 
  • NR. Sarianagara 
  • NR. Bandinagara 
6. Dalem Adipati Surialaga (mp. 1765 – 1773 M)
Dalem adipati Surialaga menjadi bupati Sumedang pada, menggantikan kakaknya,  Adipati Surianagara  yang meninggal pada tahun 1765 M, karena anak anak kakaknya masih kecil. Ia berkuasa dari tahun 1765 hingga 1773 M.

a. Suksesi
Dalem Adipati Surialaga mempunyai 6 orang putera dan puteri. Putra sulungnya Raden Ema ketika itu masih berusia 9 tahun. Maka timbullah masalah mengenai penggantian bupati. Putera Raden Surianagara, bupati sebelumnya,  yaitu Raden Jamu ketika itu juga masih belum dewasa dan  berusia 11 tahun. Oleh karena itu kompeni mengangkat Raden Adipati Tanubaya Bupati Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang.
Sejak itu Sumedang memasuki masa bupati penyelang selama tiga periode, sampai akhirnya kelak Raden Jamu menjadi bupati, dan bergelar Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumah Dinata IX
Pengangkatan Adipati Tanubaya (1773 – 1775) dari Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang karena memungkinkan, memang keadaan tidak mungkin mengangkat bupati dari keturunan Sumedang dikarenakan pengganti dari Sumedang belum menginjak dewasa.

b. Keturunan
.Dalem adipati Surialaga dikaruniai 6 putra putri :
  • Rd. Soeriadinata 
  • Rd. Soeradipradja 
  • Rd. Sawon 
  • Dalem Rd. Soeriadilaga II/ Raden Ema
  • Rd. Sekarwiredja 
  • NR. Moeljanagara
    b.1. Dalem R. Surialaga II / Raden Ema
    Dalem R Surialaga II merupakan anak ke-4, Adipati Surialaga I. Nama aslinya R. Ema atau dikenal juga dengan nama Dalem talun. Ketika ayahnya wafat, Raden Ema masih berusia 9 tahun, sedang saudara sepupunya, putra bupati sebelumnya, Raden Jamu (Pangeran Kornel) masih berusia 11 tahun.  Karena keduanya masih berusia muda maka Kabupaten Sumedang mengalami sela yang bukan dari turunan bupatisumedang, yang nantinya terkenal dengan istilah bupati penyelang dari parakanmuncang.
   Sebagaimana Raden Jamu yang tidak merasa aman di Sumedang, Raden Ema pun demikian. Akhirnya Raden Ema mengikuti jejak sepupunya pergi ke cianjur. Karena masih kerabat bupati Cianjur, ketika R, Jamu menjadi cutak cikalong wetan, Raden Ema kemudian diangkat bupati Wiratanu Datar  menjadi jurutulis kabupaten, kemudian menjadi mantri gudang kopi di Bogor, hingga kemudian menjadi bupati Bogor, bupati Karawang, dan bupati Sukapura. R Ema kemudian mengundurkan diri dari bupati Sukapura.

     Raden Ema menikah dengan NR Hamsyah putri  ke-14 anak dari Bupati Cianjur, Dalem Aria Wiratanudatar VI / Kiai Muhudin  (mp. 1761-1776) dan menetap di Cibakagung Bogor. Ia diangkat menjadi bupati bogor selama 10 tahun dari tahun 1801-1811. Ia kemudian menjadi bupati penyelang di Karawang (1811-1813), kemudian menjadi bupati penyelang di indramayu, dan terakhir menjadi bupati penyelang di Sukapura (1813-1814}

7. Dalem Adipati Tanubaya (mp.1773–1775 M) (Bupati Penyelang)

Pengangkatan Adipati Tanubaya (1773 – 1775) dari Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang karena memungkinkan, memang keadaan tidak mungkin mengangkat bupati dari keturunan Sumedang dikarenakan pengganti dari Sumedang belum menginjak dewasa.

8. Dalem Adipati Patrakusumah 1775 – 1789

Dalem Adipati Patrakusumah menjadi bupati Sumedang dari tahun 1775-1789 M, menggantikan mertuanya, Adipati Tanubaya pada tahun 1775 M.
Dalem adipati Patra kusumah meruapakan menantu dari bupati Adipati Tanubaya. yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Parakanmuncang (Tusschen Bestur Parakanmuncang).
 Pengangkatan Tumenggung mendapat dukungan dari 4 umbul terutama di Sumedang dan setelah mendapat dukungan Patrakusuma berhenti menjadi Bupati Parakanmuncang. 
Pada masa pemerintahannya Tumenggung Patrakusuma melakukan pelanggaran maka ia diberhentikan oleh kompeni dari kedudukan Bupati Sumedang kemudian diasingkan ke Batavia.

9. Dalem Aria Sacapati. 1789 – 1791

Dalem Aria Sacapati diangkat menjadi bupati menggantikan Patrakusumah pada tahun 1789. Sebelumnya ia  menjabat sebagai patih Sumedang,
Setelah diangkat menjadi bupati dalem Aria Sacapati memakai gelar Adipati. Tetapi  posisinya  menjadi bupati tidak berlangsung lama karena oleh kompeni dianggap kurang cakap, dan pangkatnya diturunkan kembali menjadi patih.
Untuk mengisi kekosongan bupati, Satjapati mengirim surat ke Bupati Cianjur Wiratanudatar IV  memohon agar Raden Surianagara  waktu itu menjabat sebagai Wadana Cikalong diusulkan untuk menjadi Bupati Sumedang, yang akhirnya usul tersebut di terima oleh kompeni dan Raden Surianagara / Raden Djamu diangkat menjadi Bupati Sumedang.

10. Pangeran Kusumadinata IX / Pangeran Kornel. 1791 – 1828


Pangeran Kornel menjadi bupati Sumedang menggantikan  bupati Dalem Aria sacapati (mp. 1765-1773 M) pada tahun 1791 M, yang berkuasa hingga tahun 1828 M
Nama aslinya Raden Jamu bergelar Kusumahdinata IX dan dikenal juga dengan nama Pangeran Kornel. Karena dalam peperangan menghadapi Pangeran Diponogoro (1825-1830) ia oleh Belanda diangkat sebagai kolonel tituler. Istilah kolonel yang masih belum familier dalam telinga bangsa kita berubah menjadi Kornel.
Raden Jamu merupakan putra dari bupati, Raden Adipati Surialaga yang meninggal ketika Raden Jamu masih kecil. Ia kemudiam diasuh oleh  bibinya, istri adik iparnya. Karena putra mahkota masih kecil, maka diangkatlah bupati penyelang, yaitu Tumenggung Tanubaya yang sebelumnya menjadi Bupati Parakanmuncang.

10.1. Perjalanan Hidup
Setelah menginjak dewasa R Jamu dinikahkan dengan putri bupati Adipati Tanubaya II, yang bernam NR Raja Mira, dan mempunyai seorang puteri bernama NR Kasomi.
Karena terjadi persepongkolan penyingkiran Raden jamu dari istana Sumedang, atas hasutan Demang Dongkol. Akhirnya Raden Jamu pergi ke Garut /Limbangan, karena bupati Libangan merupakan saudaranya. Tetapi karena masih kurang aman, ia kemudian pergi ke Cianjur menemi bupati Coanjut, Adipati Aria Wiratanudatar V, yan meupakan sadara ayahnya.
Dicianjur ia diangkat menjadi cutak atau wedana Cikalong dengan nama Raden Surianagara III. Setelah Bupati adipati Tanubaya II meninggal, yang diangkat enjadi bupati adalah patihnya  Aria Sacapati (mp. 1789-1791 M), tetapi kemudian ia diturunkan menjadi patih lagi. Akhirnya R Sacapati mengusulkan Raden Jamu menjadi bupati,

10.2. Suksesi
Karen anak pertamanya, Dalem Adipati Adiwijaya  menjadi bupati Limbangan (Garut). Maka tahta bupati jatuh kepada anak keduanya, yang bernama Dalem Adipati  Ageung Kusumahyuda.

10.3. Keturunan
Pangeran Kornel menikah dengan NR Lenggang Kusumah, NR Candra Nagara dan NR Raja Mirah. 
Dari istrinya yang bernama Raden Ayu Lenggakusumah, ia mempunyai 4 orang anak, yaitu: 
  • Dalem Adipati Adiwidjaja .
  • Dalem Adipati Ageung Kusumayuda.
  • RA. Rajaningrat 
  • RA. Rajanagara
NRA Lenggangkusumah  makamnya ada di Pasarean Gede Gunung Ciung Sumaedang kota.

10.3.1. Dalem Adipati Adiwijaya .
Dalem Adipati Adiwidjaja, merupakan anak pertama Pangeran Kornel. Ia diangkat menjadi bupati Limbangan (Garut 1).
Ia mempunyai 9 orang anak, yaitu:
  • RAA. Dalem Alit Kusumahdinata, yang nantinya menggantikan pamannya, Dalem Adipati Ageung Kusumah Yuda menjadi bupati Sumedang berikutnya.
  • Dmg. Adiwidjaja 
  • Rd. Adikoesoemah 
  • Rd. Soeriabrata 
  • Rd. Hasim 
  • NR. Lenggangmantri 
  • NR. Banonagara 
  • Rd. Koesoemamantri 
  • NR. Radjapoetri
10.3.2. Dalem Adipati Ageung Kusumayuda, 

Karena kakaknya menjadi bupati di Limbangan Garut. Dalem adipati  Ageung Kusumah Yuda kemudian menggantikan ayahnya  menjadi bupati Sumedang, yang berkuasa dari tahun 1828 hingga 1833.

11. Dalem Adipati Ageung Kusumayuda (mp. 1828-1833 M), 

Dalem adipati Ageung Kusumahyuda menjadi bupati Sumedang pada tahun 1828 menggantikan ayahnya, pangeran Kornel. Meskipun ia merupakan anak kedua, ia menjadi bupati, karena kakaknya menjadi  Dalem adipati Adiwijaya menjadi bupati di Limbangan Garut.  Ia menjadi bupati  urutan ke-13 dan berkuasa dari tahun 1828 hingga 1833.

Ia lahir dengan nama Raden Ewok merupakan putera kedua dari Pangeran Kornel Kusumadinata dan Dalem Istri Lenggang kusumah. Ia biasa dipanggil Dalem Ageung karena badannya yang tinggi besar.

Sebelum menjadi Bupati ia pernah bertugas sebagai Hupkumetir Kopi Sumedang tahun 1804, kemudian menjadi Kepala Cutak (semacam kepala camat) Pamanukan tahun 1806-1807. Namun karena pernah berselisih dengan orang orang tionghoa membuat ia dimutasi ke daerah Cipicung dan menjadi Kepala Cutak disana.

Pemerintah Kolonial berkenan atas kerjanya yang baik dan memberinya gelar Tumenggung Aria Somanagara. Pada 10 Februari 1828 ayahnya Pangeran Kornel memutuskan pensiun dari tugasnya sebagai bupati dan menunjuk Tumenggung Aria Somanagara sebagai pengganti.

Setelah ayahnya meninggal ia mulai dilantik secara penuh menjadi bupati Sumedang.
Pada masa Kabupatiannya tercatat selalu menumpas para perampok, pengancau dan pemberontak di Sumedang. Kakaknya Bupati Limbangan Garut Adipati Adiwijaya turut serta membantunya. Dalem Ageung Kusumayuda  meninggal pada tahun 1833.
Pada masanya Keamanan Sumedang adalah yang terbaik di Priangan. 

Keturunan
Dalem Adipati Ageung Kusumayuda  menikah dengan  Nyi Mas Samijah. Dari perkawinannya,  ia mempunyai 9 orang anak, yaitu:
  • Pangeran Soegih Soeria Kusumah Adinata, yang menjadi bupati Sumedang setelah Dalem Ali dan Dalem Sindangraja.
  • Rd. Koesoemajoeda. Ia menjadi wedana di cibeureum. Ia menikah dengan NM Jamah, dan mempunyai anak RAA Martanagara Kusumayuda dan R. Haen Suriadireja Kusumayuda. RAA Martanagara Kusumayuda kemudian diangkat enjadi bupati bandung (1893-1918 M). RAA Martanagara Kusumayuda diangkat menjadi bupati Bandung (bupati penyelang), karena putra  bupati bandung sebelumnya  masih kecil.  RAA Martanagara diangkat menjadi bupati bandung  tgl 7 Juni 1893, pada usia 48 tahun (ia lahir pada 9 Februari 1845).
  • Rd. H. Moestapa
  • NR. Siti Marian .
  • NR. Lenggang Nagara
  • NR. Koesoemaningroem
  • NR. Moenigar .
  • NR. Radjaningroem .
  • NR. Jogjanagara .


12. Dalem Adipati Kusumadinata X / Dalem Alit. (mp.1833 – 1834 M)

RAA. Dalem Alit Kusumahdinata x menjadi bupati Sumedang dari tahun 1833 hingga 1834, menggantikan pamanya, Dalem Adipati Kusumah Yuda. Ia digelari Dalem alit atau dalem leutik karena perawakan badannya yang kecil.

Ia merupakan anak bupati Limbangan Garut, Dalem Adipati Adiwidjaja bin Pangeran Kornel, dan cucu dari Pangeran Kornel.

RAA Dalem Alit Kusumahdinata X hanya berkuasa 1 tahun dari tahun 1833-1834, dan digantikan oleh saudara Tumenggung Suridilaga atau Dalem Sindangraja.

a. Suksesi
Setelahbupati Dalem Ali meninggal. Karena yang dianggap berhak mennjadi bupati adalah Raden Somanagara, masih kecil atau belum cukup umur. Maka atas usul Dalem Talun yang bernama Arya Suryalegawa diangkat menjadi pejabat bupati. Setelah menjadi bupati ia menjadi Tumenggung Suryadilaga.

b.Keturunan
Dalem Alit Kusmahdinata X mempunyai  2 orang putri yang bernama :
  • RA. Rajapurnama Kusumahdinata, merupakan istri bupati garut Wiratanudatar (Raden Wiranagata), putra bupati Cianjur. Yang diangkat menjdi bupati garut menggantikan mertuanya
  • RA. Radjanagara Koesoemahdinata, menjadi isitri anak bupati Bandung, Aria Angganagara. 


13. Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja (mp. 1834 – 1836 M)


Tumenggung Suriadilaga  menjadi pejabat bupati dari tahun 1834 hingga tahun 1836 M. Pada mulanya ia meupakan seorang patih dengan nama Aria Surialegawa, tetapi kemudian setelah menjadi bupati, ia memakai nama Tumenggung Suriadilaga.

Keturunan
Tumenggung Suriadiaga dikaruniai 16 putra putri :
  • NR. Tedjamirah Seoeriadilaga
  • NR. Perbatamirah Seoeriadilaga
  • Rd. Tisnakoesoemah Seoeriadilaga
  • Rd. Hasan Seoeriadilaga
  • Rd. Brangtanagara Seoeriadilaga
  • Rd. Padmanagara Seoeriadilaga
  • NR. Modjanagara Seoeriadilaga
  • Rd. Soerialogawa Seoeriadilaga
  • NR. Domas Atisah Seoeriadilaga
  • Rd. Wangsanagara Seoeriadilaga
  • NR. Moertihawa Seoeriadilaga
  • NR. Soekaeni Seoeriadilaga
  • Rd. Hambali Soeriadiningrat Seoeriadilaga
  • Rd. Soemadilaga Seoeriadilaga
  • Rd. Adikoesoemah Seoeriadilaga
  • NR. Nawangsih Seoeriadilaga
14..  Pangeran Sugih /Pangeran Suria Kusumah Adinata (mp. 1836 – 1882M)

Pangeran Suria Kusumah Adinata atau dikenal dengan nama Pangeran Sugih menjadi bupati Sumedang dari tahun 1836 hingga 1882 M. Ia dikenal dengan pangeran sugih karena merupakan bupati terkaya (sugih = kaya) dan juga terkaya di tatar Sunda.
Ia merupakan putra dari Adipati Kusumayuda atau Dalem Ageung dari istrinya Nyi Mas Samijah,  cucu dari Pangeran Kornel.
Pangeran Suria Kusumah Adinata dikatakan Pangeran Sugih ku harta, sugih ku harti dan sugih ku istri (kaya akan harta, kaya akan ilmu dan kaya istri). Ia mempunyai 4 prameswari (garwa padmi) dan 27 istri selir (garwa selir) serta 94 Anak dan 286 cucu.
Perkawinannya di dasari oleh politik, karena ia ingin mengembalikan kejayaan Sumedang dan ingin menperstukan wilayah parahiyangan di era kolonial Belanda yang telah tercerai berai. Karena itu ia kemudian mengawini putri putri para bupati dan putri orang orang yang berpengaruh. Dan ia kemudian menempatkan putra putrinya dan cucunya menjadi pejabat / istri pejabat di seluruh tatar sunda.
Ia meninggal pada 22 September 1882, dandimakamkan di Gunung Puyuh.

a.    Kebijakan
Pangeran Sugih memamfaatkan kekayaannya dengan idealismenya untuk mempersatukan lagi wilayah tatar sunda dibawah panjinya. Karenna itu ia kemudian mengawini  putra putri para bangsawan sunda di berbagai daerah. Dengan demikian perkawiannya lebih didasari oleh kepentingan politik.
Karena itu nantinya anak cucu keturnan Pangeran Sugih ini, menjadi pejabat penting di beragai kota di tatar sunda. Ia mempunyai 4 prameswari (garwa padmi) dan 27 istri selir (garwa selir) serta 94 Anak dan 286 cucu.

b.    Suksesi
c.    Keluarga dan Keturunan
Istri dari pangeran sugih terdiri dari  31 orang, yang terdiri dari 4 garwa padmi (prameswari) dan 27 selir. Istrinya merupakan putri dari bangsawan (menak) dari berbagai daerah tatar sunda. Istrinya dari  bangsawan Sumedang (putri jaksa RD Sumadilaga), dari Bandung (putri RA Wiranatakusuma), dari Galuh / Ciamis (putri bupati RAA Kusumadiningrat), dari Cianjur (putri R. Rangga Suria Kusumah) dan lain lain.  Dari ke 31 orang istri tersebut ia mempunyai anak 94 orang


c.1. Anak Anaknya:
c.1.1. Dari Prameswari
c.1.1.1.  Nyi.R.A. Ratnaningrat
Nyi Raden Ayu Ratnaningrat merupakan putri dari Raden Demang Sumadilaga,  Jaksa Sumedang. Darinya Pangeran Sugih mempunyai 5 orang anak, yaitu: 
  • NRA. Radjaretnadi, Nyi. Rd. Ayu Rajaretnadii, bersuami R.A.A Wiradegdaha, Bupati Sukapura dalem Bogor
  • Pangeran Mekah Soeriaatmadja, Pangeran. Aria Soeria Atmadja, Bupati Sumedang tahun 1882 –1919
  • NR. Radjapermana, 
  • NR. Banoningrat, 
  • Rd. Soemawilaga 

c.1.1.2. Nyi. R.A. Rajapomerat,
Nyi.Raden Ayu Rajapomerat merupakan Putri Raden Aria Wiranatakusuma III, Karang Anyar Bandung. Darinya ia mempunyai 8 orang anak, yaitu: 
  • N.R.A. Radjaningrat, Ia bersuami R.A.A. Wiratanudatar, Bupati Cianjur. 
  • NR. Hendranagara, 
  • Rd. Oemoer, 
  • Rd. Moestambi, 
  • Rd. Rangga Soerialaga, 
  • NR. Radjapermas, 
  • Rd. Somadiningrat 
  • NRA. Sangkaningrat, Nyi. Raden. Ayu Sangkaningrat bersuami Raden Adipati Martanegara, Bupati Bandung (1894 – 1919)

a.1.1.3. Ny. R.A Mustikaningrat
Ny Raden Ayu Mustikaningrat, putri R.A.A. Kusumadiningrat, bupati Galuh (Ciamis). Darinya ia mempunyai 14 orang anak, yaitu: 
  • NR. Emas, 
  • NR. Radjakomala, 
  • Rd. Pandji Soeriakoesoemah, 
  • Rd. Soemintraatmadja, 
  • NRA. Lasminingrat, Nyi. Raden. Ayu Lasminingrat bersuami R.A.A. Bratamidjaja, Bupati Kuningan.
  • NRA. Moertiningrat, 
  • Rd. Widjajasoeria, 
  • RAA. Soerianatabrata , menjadi  bupati Sukabumi.
  • Rd. Gandakoesoemah, 
  • Rd. Koesoemajoeda, 
  • NRA. Kantjananingrat, Nyi. Rd. Ayu Kancananingrat, bersuami Raden Tumenggung Adipati Sastrawinata, Bupati Ciamis.
  • Rd. Soeriagoenawan, 
  • RAA. Dlm. Bintang Koesoemadilaga, Rd. Adipati arya Kusumadilaga, BupatiSumedang tahun  19-19 – 1937
  • Rd. Goerdi Koesoemawinata 

c.1.1.4. Ny  R. Bodedar
Nyi.Raden  Bodedar, Putri Raden Rangga Suriakusumah dari Cianjur. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama: Rd. Dmg. Jahja Somanagara Kusumah Adinata
c.1.2. Selir
c.1.2.1. Nyi.Mas. Samijah,
Nyi.Mas. Samijah, dari Singaparna. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama: Rd. Abdoerachman
c.1.2.2. Nyi.Mas. Landri
Nyi.Mas. Landri dari Cikadu Situradja. Darinya ia mempunyai 3 orang anak, yaitu: 
  • NR. Koesoemanagara, 
  • Rd. Prawirakoesoemah, 
  • Rd. Raebah

c.1.2.3. Nyi.Mas. Asmajawati 
Nyi.Mas. Asmajawati dari Cipondoh Indihiang. Darinya ia mempunyaai anak 5 orang, yaitu: 
  • Rd. Najaningrat, 
  • Rd. Hoesen Wirantaredja, 
  • Rd. H. Mochamad Oesman, 
  • Rd. H. Mochamad Ali, 
  • NR. Hj. Siti Hadidjah.

c.1.2.4.Nyi.Mas. Ganda
Nyi.Mas. Ganda dari Cibeureum Sumedang.  Darinya ia mempunyai 8  orang anak, yaitu: 
  • Nyi Oerminah Lenggangnagara, 
  • Rd. Moestari, 
  • NR. Siti Patimah Perbata , 
  • Rd. H. Mochamad Idris, 
  • Rd. Natadiredja, 
  • Rd. Iljas, 
  • Rd. Rangga Natanagara, 
  • Rd. Joesoef

c.1.2.5.Nyi.Mas. Angginah
Nyi.Mas. Angginah dari Cisurat Darmaradja. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama: Rd. Wirakoesoemah
c.1.2.6..Nyi. Arsa 
Nyi. Arsa dari Bogor. Darinya ia mempunyai 4 orang anak yang bernama:
  • Rd. Adikoesoemah ,
  • NR. Doerias Hawa,
  • Rd. Enoch
  • Rd. Said

a.2.7.Nyi  Raden Dewi Mirah,
Nyi  Raden Dewi Mirah, putri Raden Purakusumah, Galunggung Tasikmalaya. Darinya ia mempunyai 6 orang anak yang bernama: 
  • Rd. Oemar Nataatmadja , 
  • NR. Moertikah Komala, 
  • Rd. Sodja, 
  • Rd. H. Soelaeman, 
  • NR. Oeti Modjanagara, 
  • Rd. Ismail Wiraatmadja

a.2.8. Nyi. Ambara 
Nyi. Ambara dari Ciseel Tegal Tanjung Kerta.. Darinya ia mempunyai 3 orang anak yang bernama: 
  • H. Hambali , 
  • NR. Soewedah Sarianingrat , 
  • Rd. H. Jasin Roebai

a.2.9. Nyi. Raden Mutiaresmi
Putra Rd. Dmg. Kartaparaja, Ciawi. Darinya ia mempunyai 2 orang anak yang bernama: Rd. Harmaen dan NR. Oepinah
a.2.10. Nyi. Mas.Moja Habibah
Ia dari Tanjungsari Sumedang. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama:Rd. Rangga Wirapoetra
a.2.11. Nyi. Mas.Andi Mulya
Ia merupakan  putri Mas. Wangsa, Pakuwon Sumedang. Darinya ia mempunyai 8  orang anak yang bernama:
  • NR. Moertinah ,
  • Rd. Anhar,
  • Rd. Prawiradiredja ,
  • Rd. Karnaen ,
  • NRA. Radjaningrat ,
  • Rd. Mochamad Pesta ,
  • Rd. Mochamad Lajeng ,
  • NR. Koernasih

a.2.12. Nyi. Mas.Olem,
Ia dari Sukamandi.. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Salamah Ratnanagara:
a.2.13. Nyi. Mas.Andi Eundeut,
Ia dari Ganeas. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama: NR. Tedjaningroem Kalsoem
a.2.14. Nyi. Ms.Denta,
Ia dari  Cibeureum. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Empat Ratnakaraton , NR. Kiol Poerbanagara
a.2.15. Nyi. Raden.Ningrum,
Ia merupakan Putri Rd. Wirakusumah, TanjungsariDarinya ia mempunyai 2 orang anak yang bernama
NR. Lenggang Mantri ,
Rd. Aboebakar Nitanagara
a.2.16. Nyi.Mursiah,
Ia dari Indihiang. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Kotjoh Ratnakoesoema
a.2.17.Nyi. Mas Ningsih,
Ia dari Serang Cimalaka. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Oerian Domas
a.2.18.Nyi Sukaenah Kamuda,
Ia dari Singaparna. Darinya ia mempunyai 2 orang anak yang bernama Rd. Abdoel, NR. Djoele Komarainten
a.2.19.Nyi.Mantria,
Ia dari Indihiang. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Koesoemaningroem
a.2.20.Nyi. Dewi dari Darmaradja. 
Darinya ia mempunyai 4 orang anak yang bernama ,  NR. Enot Komala Inten, NR. Oehe , NR. Ebah, Rd. Kasmiri
a.2.21.Nyi. Mas.Djoewisah. 
Darinya ia mempunyai 3 orang anak yang bernama Rd. Wangsasoebaja , NR. Ratnamirah , NR. Armoenah
a.2.22.Nyi. Mas.Naga
Ia dari Cibeureum. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Atma Djajakoesoemah
a.2.23.Nyi. Mas.Supi. 
Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Hasan
a.2.24.Nyi. Mas.Enok Soemaledja. 
Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Abas
a.2.25.Nyi. Mas.Ikoek
Ia dari Bandung. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Sabirin
a.2.26.Nyi. Mas.Murtijah,
Ia dari Singaparna. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Djenal Haroen
a.2.27.Nyi. Enur. 
Ia Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Sadikin

c.2.. Karier dan Pengaruh Putra Putri Pangeran Sugih
Karena istrinya dari kalangan orang yang berpengaruh, maka putra Pangeran Sugih banyak yang menjabat jabatan penting di berbagai daerah Tatar Sunda. Sedang putrinya banyak yang menjadi istri dari pejabat di berbagai daerah di tatar Sunda.
Berikut diantara putra dari Pangeran Sugih yang menjadi pejabat di berbagai daerah, yaitu:
  • Pangeran Mekah / Pangeran. Aria Suria Atmaja, Bupati Sumedang tahun 1882 –1919
  • RAA. Soerianatabrata , menjadi  bupati Sukabumi.
  • RAA. Dlm. Bintang Koesoemadilaga, Rd. Adipati arya Kusumadilaga, BupatiSumedang tahun  19-19 – 1937

Dan berikut adalah putri dari Pangeran sugih yang menjadi istri istri pejabat di berbagai daerah tatar sunda:
  • NRA. Radjaretnadi, Nyi. Rd. Ayu Rajaretnadii, bersuami R.A.A Wiradegdaha, Bupati Sukapura dalem Bogor
  • N.R.A. Radjaningrat, Ia bersuami R.A.A. Wiratanudatar, Bupati Cianjur. 
  • NRA. Sangkaningrat, Nyi. Raden. Ayu Sangkaningrat bersuami Raden Adipati Martanegara, Bupati Bandung (1894 – 1919)
  • NRA. Lasminingrat, Nyi. Raden. Ayu Lasminingrat bersuami R.A.A. Bratamidjaja, Bupati Kuningan.
  • NRA. Kantjananingrat, Nyi. Rd. Ayu Kancananingrat, bersuami Raden Tumenggung Adipati Sastrawinata, Bupati Ciamis.

a.3. Cucu Pangeran Sugih
Pangeran sugih mempunyai 286 cucu, diantaranya:
  • Rd.Achmad Kosasih Hoofd. Penghulu Sumedang
  • Nyi.R. Radjaretna bersuami R. Rg. Soeriadikoesoemah, Wedana Radjamandala 
  • Nyi.R. Rajapomerat bersuami R. Somantaredja, Wedana Ciawi 
  • Nyi.R. Radjaningrat bersuami R. Rg. Djajadiningrat, Wedana Jampang 
  • Nyi.R. Hj. Siti Hadidjah bersuami R. Wiranagara, Wedana Kopo Bandung
  • Nyi.R. Radjakandana bersuami R. Satjakoesoemah, Wedana kota Bandung 
  • Nyi.R. Rajapomerat bersuami RAA Soeriadipoetra, Bupati Lebak 
  • Nyi.R. Parmaningrat bersuami R. Rg. Wiranataningrat, Wedana Cisondari Bandung.
  • R.Rg. Wirahadisoeria Soeriahaditenaja, Patih Sumedang 
  • R. Rg. A.Soemadisoeria, Hoofd, Djaksa Bandung 
  • R. Rg.Kosasih Soemadiningrat, Wedana Banjaran 
  • R. Ad. Ar.Soeria Danoe Ningrat, Bupati Sukabumi
  • Nyi. R. Ayu Juhara Diningrat bersuami RAA Soerianatabrata, Residen Cirebon
  • Rd. Gahara Widjajasoeria, Bupati Garut 
  • Nyi. R.Ganarsih bersuami Rd. Rg. Wirahadisoeria, Patih Sumedang
  • Nyi. R.Ajoe Witarsih bersuami pertama Rd. Radjaningrat Pantjera Maoelana Pakoeningrat, Sultan Kasepuhan, kesultanan Cirebon
  • Nyi. R.Ajoe Witarsih bersuami Rd. Tmg. Moh. Singer, Bupat Sumedang 1948-1949 
  • R. Tmg.Ar. Soeria Koesoemah Adinata / Dalem Somantri, Bupati Sumedang 
  • Nyi. R.Ajoe Djoelaeha, Rd. Kalih Wiramihardja, Bupati Garut 
  • R. Tmg. Mohamad Singer, Bupati Sumedang (1948-1949),
  • R. Danoe Soemawilaga, Jaksa Sumedang.

15. Pangeran Aria Suriaatmaja / Pangeran Mekkah. (mp. 1882–1919 M)


Pangeran R.AA Suria Atmaja atau Pangeran mekah menjadi bupati sumedang pada tahun 1882- hingga 1919, menggantikan ayahnya, Pangeran Sugih (pangeran Suria Kusumah Adinata).
Pangeran Raden Adipati Aria Suria Atmaja atau sering disingkat dengan Pangeran R.A.A. Suria Atmaja,  lahir di Sumedang pada 11 januari 1851 pada hari kamis, dengan nama kecil bernama Raden Sadeli.
Ia merupakaan putra dari pasangan, Pangeran Aria Soeria Kusumah Dinata atau Pangeran Sugih dengan ibu bernama NRA Ratnaningrat binti R. Demang Sumadilaga.

Pangeran Aria Soeria Atmadja  mempunyai karakrer terpuji , rajin  cerdas dan penuh inisiatif.  

Karier dan Penghargaan
Kariernya dimulai sejak diangkat sebagai  kaliwon pada usia 18 tahun, sejak 1 Agustus 1869 di Sumedang. Diangkat menjadi Wedana Ciawi pada tanggal 7 Pebruari 1971. Pada tanggal 29 November 1875 diangkat sebagai Patih Afdeling Sukapura kolot di Mangunreja. Dan pada tanggal 30 Desember 1882 diangkat menjadi bupati pada usia 32 tahun.
Pada Masa jabatannya sebagai bupati Sumedang dari tahun 1882-1919, ia telah menerima banyak menerima gelar, diantaranya :
  • Gelar Rangga, ketika menjabat Patih Manonjaya, pada tanggal 29 November 1875.
  • Gelar Tumenggung pada tanggal 30 Desember 1882.
  • Anugerah Bintang Emas, De Groote Goulden Star. pada tanggal 21 Agustus 1891
  • Gelar Adipatipada tanggal 31 Agustus 1898.
  • Anugerah Bintang Officier Van De Orde Van Oranje Nassau. pada tanggal 27 Agustus 1903.
  • Anugerah Songsong Kuning. pada tanggal 26 Agustus 1905
  • Mendapat Gelar Aria diraih pada tanggal 29 Agustus 1905
  • Mendapatkan Gelar Pangeran Dengan Payung Emas. pada tanggal 26 Agustus 1910.
  • Anugerah Bintang Agung Ridder Der Orde Van Den Nederlanschen Leuw, merupakan pangeran tertinggi. pada tanggal 17 September 1918
Kebijakan
Selama masa jabatan pada pemerintahan,  ia banyak memberi perhatian pada masalah keagamaaan, pendidikan dan pertanian untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Ia  banyak sekali mewakafkan tanah untuk kegunaan keagamaan dan kesejahteraan rakyat. Diantaranya: Sekolah Pertanian di Tanjungsari (dulu namannya Landbouwshool).
Kebijakannya antara lain:
  • Bidang Pertanian
Membangun aliran irigasi di sawah-sawah, penanaman sayuran, melakukan penghijauan di tanah gundul dan membangun lumbung desa. Pangeran Aria Suria Atmadja memberi ide  bagaimana  meningkatkan  daya guna dan hasil guna pengolahan tanah, pembuatan sistem tangga (Terasering) pada bukit-bukit.
  • Bidang Peternakan
Untuk meningkatkan hasil ternak yang baik di Sumedang, di datangkan sapi dari Madura dan Benggala dan kuda dari Sumba atau Sumbawa untuk memperoleh bibit unggul.
  • Bidang Perikanan
Pelestarian ikan di sungai diperhatikan dengan khusus, jenis jala ikan ditentukan ukurannya dan waktu penangkapannya agar ikan di sungai selalu ada. Penangkapan ikan dengan racun atau peledak di larang.
  • Bidang Kehutanan
Daerah-daerah gunung yang gundul ditanami pohon-pohon agar tidak longsor., selain dibuat hutan larangan / tertutup yaitu hutan yang tidak boleh diganggu oleh masyarakat demi kelestarian tanaman dan binatangnya. Binatang dan pohon langka mendapat pelindungan khusus
  • Bidang Kesehatan
Penjagaan dan pemberantasan penyakit menular mendapat perhatian besar. Bayi dan anak-anak diwajibkan mendapatkan suntikan anti cacar diadakan sampai ke desa-desa. Masyarakat dianjurkan menanam tanaman obat-obatan di perkarangan rumahnya.
  • Bidang Pendidikan
Pada tahun 1914 mendirikan Sekolah Pertanian di Tanjungsari dan wajib belajar diterapkan pertama kalinya di Sumedang. Pada tahun 1915 di Kota Sumedang telah ada Hollandsch Inlandsche School , mendirikan sekolah rakyat di berbagai tempat Sumedang dan membangun kantor telepon.
  • Bidang Perekonomian
Pada tahun 1901 membangun “Bank Prijaji” dan pada tahun 1910 menjadi “Soemedangsche Afdeeling Bank”. Pada tahun 1915 mendirikan Bank Desa untuk menolong rakyat desa.
  • Bidang Politik
Pada tahun 1916 mengusulkan kepada pemerintah kolonial agar rakyat diberi pelajaran bela negara / mempergunakan senjata agar dapat membantu pertahanan nasional. Ide ini dituangkan dalam buku ‘Indie Weerbaar” / Ketahanan Indonesia, tapi usul ini ditolak pemerintah Belanda. Pangeran Aria Suria Atmadja tidak mengurangi cita-citanya, disusunlah sebuah buku yang berjudul ‘ Ditiung Memeh Hujan” dalam buku itu dikemukakan lebih jauh lagi agar Belanda kelak perlu mempertimbangkan dan mengusahakan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia. Pemerintah kerajaan Belanda memberi reaksi hingga dibuat benteng di kota Sumedang, benteng gunung kunci dan Palasari.
  • Bidang Keagamaan
  • Bidag Kebudayaan
Bidang kebudayaan dapat perhatian besar dari Pangeran Aria Suria Atmadja khususnya Tari Tayub dan Degung. Selain ahli dalam sastra sunda, Pangeran Aria Suria Atmadja pun membuat buku dan menciptakan lagu salah satunya Lagu Sonteng.
  • Bidang Lainnya
Membangun rumah untuk para kepala Onderdistrik, dibangunnya balai pengobatan gratis, dan menjaga keamanan diadakan siskamling.

Nasehat Untuk generasi Muda Sunda
Salah satu nasehatnya untuk generasi sunda, ia menulis sebagai berikut:
"PEPELING KASAGALA BAROEDAK SOENDA"

"BARIS KA SAGALA BAROEDAK SOENDA AING NENEDA KA GOESTI NOE MAHA KAWASA,   MOEGA-MOEGA ATI MARANEH DIBOEKAKEUN KANA PANEMOE ELMOE LAMOEN MARANEH NGADENGE PAPATAH NOE HADE SOEPAYA TEREH NGAHARTI SOEMAWONNA KANA PAPATAH-PAPATAH NOE GEUS SABABARAHATAOEN DIPAPATAHKEUN SOEPAYA DIIMANKEUN WANTI-WANTI PISAN.

PANEDA AING KA GOESTI ALLAH SOEPAYA MARANEH PINARINGAN KABOENGAHAN DJEUNG REDJEKI DI DOENIA IEU TEPI KANA POE BOENGSOENA (ADJAL), SARTA MOEGA DIDJAOEHKEUN TINA BAHLA JEUNG PANARINGAN OEMOER PANDJANG.
KITOE DEUI MASING ROENTOET ROEKOEN DJENG BARAJA MARANEH.
MOEGA OELAH AJA SAOERANG OGE MARANEH NOE EUREUN MIKAHEMAN SAKABEHNA NOE MAPARIN GANDJARAN KA MARANEH.

TJEKEL PAPATAH AING IEU, SOEPAJA OELAH AJA SAOERANG OGE TINA ANTARA MARANEH  NOE  BOGA  ATI  BINGOENG  LAMOEN  MATAK MANGGIH BAHJA NOE KASEBOET DI DIEU, KARANA PAPATAH AING IEU NJA ETA BOEKTINA NOE  DIPAPARINKEUN   KA  OERANG  SAREREA. SARTA LAMOEN AING NERANGKEUN KA MARANEH  BOEKTINA  TEA,  NJA ETA  SAESTOE-ESTOENA  MAH DIDATANGKEUNNANA KOE NOE MAHA KAWASA.

POEGOEH MARANEH  DIKAWASAKEUN PIKEUN BISA NARIMA ISARAT NOE DIDATANGKEUN KOE GOESTI ALLAH KA MARANEH. MARANEH BISA MAKSA NGEUREUNKEUN KALAKOEAN NOE GORENG, KARANA GOESTI ALLAH NOE KAWASA NOEDOEHKEUN  KANA  DJALAN  NOE MOELOES KA MARANEH DIPILAMPAH DI DOENIA IEU.  TANGTOE MARANEH  DJADI TJONTO PIKEUN DITOEROETAN KOE SASAMA MARANEH DJENG TANGTOE SAKABEHNA MANOESA SAROEKAEUN KA MARANEH.
SARTA BEH DITOENA MARANEH NGARASA BAGDJA TEUPI KA ANAK INTJOE.
MARANEH  SAREREA  NOE SAENDENGNA PADA NGARIMANKEUN KANA MAKSOED AING TEA.

AING NJERENKEUN ETA PAPATAH AING NOE PANOENGTOENGAN SAKEDAH POLAH.
KARANA AING NGARASA GEUS KOLOT MOAL SABARAHA DEUI NJA OEMOER.
KOELANTARAN TOELISAN AING IEU, SOEPAJA MANGKE DIMANA OERANG GEUS PAPISAH, MOEGAMOEGA MARANEH DJADI DJALMA PINTER, BISA NGADJI DJEUNG NGINGET-NGINGETKEUN TJARITA IEU; DIPIKIR BEURANG DJEUNG PEUTING.
DJEUNG BEH DITOENA MOEGA-MOEGA MARANEH BISA NOEROETAN KAROEHOEN MARANEH MOEGA-MOEGA BISAEUN MINDAHKEUN NAON KAKOERANGAN DIRI MARANEH MOEGA SALAWASNA DIRAKSA.

LAMOEN MARANEH GEUS NGARASA KAPAPATENAN DOELOER TJARA AING KAPAPATENAN KOE KAROEHOEN AING POMA MARANEH OELAH REK POHO NGAHORMAT.
NOELOENGAN DJEUNG NOEROET NOE WADJIB PIKEUN MARANEH NARANDAKEUN DJALAN KABENERAN SANADJAN KOE DJALAN SEDJEN. ETA  PANGHORMAT  AING NOE  PANOENGTOENGAN  KA MARANEH, SAMEMEHNA  NJAWA AING DIPOENDOET KOE NOE KAGOENGAN. KOE SABAB ETA NJAWA AIN G DI AEHERAT MOAL ERA KOE BANGSA SASAMA AING.JEN AING GEUS DITAKDIRKEUN KOE GOESTI ALLAH DILANTARANKEUN PITOELOENGNA KANGDJENG GOUVERNEMENT DIDJADIKEUN POERAH MAPATAHAN DJEUNG NGADJAK KA MARANEH SAREREA.

SAKITOE ETA PAMENTA AING KA MARANEH SAREREA SOEPAJA DITOEROET."

(PANGERAN ARIA SOERIA ATMADJA)

Suksesi
Setelah merasa tua ia meminta berhenti dari jabatan bupati dengan Bisluit Gubernemen tanggal 17 April 1919. Ia  menjabat Bupati Sumedang selama 36 tahun, sejak tanggal 31 Januari 1883 sampai dengan tanggal 17 April 1919. Dan jabatan bupati jatuh kepada saudaranya beda ibu, Pangeran Kusumah dilaga atau Dalem Bentang pada tahun 1919 .
Setelah pensiun ia kemudian menetap di Sindangtaman Desa Sindangjati di pinggiran kota Sumedang. Pada tanggal 23 April 1921 ia berangkat ke tanah suci dan meninggal  di Mekkah dan dimakamkan di pemakaman MA’ala pada tanggal 1 Juni 1921. Karena itu dikemudian hari ia dikenal dengan nama Pangeran Mekah.

Keturunan

Pangeran Mekah menikah dengan NRA Rajaningrum, dan mempunyai putra bernama R.A. Janyainten Jubaedah.

16. RAA Dalem Kusumadilaga / Dalem Bintang. 1919 – 1937

Dalem Aria Kusumadilaga  atau Dalem Bintang menjadi bupati  dari tahun 1919 hingga 1937), menggantikan saudara seayahnya,  Pangeran Aria Suria Atmadja (Pangeran Mekah)
Raden  Adipati Aria  Dalem Kusumah Dilaga atau Tumenggung Aria Kusumah Dilaga dikenal juga dengan nama Dalem Bintang. Ia merupaka putra dari bupati Pangeran Sugih / Pangeran Suria Kusumah Adinata (mp. 1836-1882 M) dari istrinya yang bernama N.R.A. Mustikaningrat binti R.A.A. Kusumadiningrat (bupati Galuh/ Ciamis).
Pada masa pemerintahannya mengalami perkembangan Volksraad (Dewan Rakyat Hindia Belanda), partai politik dan pemberontakan komunis di Jawa Barat.

17. Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1937 – 1946
Raden Suria Sumantri atau Dalem Aria menjadi bupati menggantikan Tumenggung Aria Kusumadilaga.
Setelah menjadi bupati Raden Suria Sumantri  memakai gelar Tumenggung Aria Suria Kusumah Adinata (1937 – 1946). Dalem Aria merupakan bupati tiga jaman, pertama jaman Hindia Belanda, kedua Jepang dan Republik Indonesia.

18. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1946 – 1947
Raden Hasan Suria Sacakusumah menjadi bupati menggantikan Tumenggung Aria Suria Atmaja. Ia menjadi bupati di era perjuangan.Pada masa jabatannya terdapat tiga macam pemerintahan di Sumedang, pemerintahan Belanda, pemerintahan Negara Pasundan dan Republik Indonesia
Pada masa  Infansi militer Belanda ke dua ke Indonesia, sang bupati mengungsi ke pedalaman. Sehingga gedung kabupatian dan Srimanganti ditempati tentara Belanda. 
Berhubung Bung Hasan belum kembali dari pengungsian maka pemerintahan Hindia Belanda mengangkat Tumenggung Muhamad Singer sebagai Bupati Sumedang. 

24.. R. Tumenggung Mohammad Singer. 1947 – 1949
Tumenggung Muhamad Singer (1947 – 1949) merupakan keponakan dari Pangeran Aria Suria Atmadja.  Ia diangkat menjadi bupati paada 5 Desember 1947.
Sebelumnya ia telah menjadi pamongpraja di Irian jaya, sulawesi dan Kalimantan Timur. Di akhir masa jabatannya ia diberi tugas belajar ke negeri Belanda untuk mengikuti usaha pembangunan di berbagai negara yang dilanda perang dunia ke-2, sekembalinya dari Belanda ditempatkan di bagian Agraria Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Pada masa Muhamad Singer, Raden Hasan Suria Sacakusumah diangkat kembali menjadi bupati pada tahun 1949 menggantikan Muhamad Singer berangkat ke Belanda, masa jabatannya hanya satu tahun kemudian diserahkan kepada Raden Abdulrachman Suriasaputra.
Tumenggung Muhamad Singer ini dianggap seebagai bupati terakhir keturunan raja taja Sumedang.


(lanjut.....)
Dari berbagai Sumber